Laman ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Informasi lebih lanjut perihal informasi yang dikumpulkan dan digunakan silakan lihat Kebijakan Cookie dan Kebijakan Privasi
Usaha agar tubuh dan pikiran tetap berada dalam keadaan sehat tentu dilakukan semua orang. Namun ketika semua sudah dilakukan, gangguan hormonal seperti PCOS masih mungkin terjadi. Kondisi yang dialami kaum wanita ini kemudian harus disikapi dengan bijak, sehingga tidak sampai mengganggu agenda yang kamu punya.
Baca Juga: Perlu Tahu, Ini 10 Ciri-Ciri Diabetes yang Bisa Diamati
Sindrom ini dikenal dengan nama sindrom polikistik ovarium dalam bahasa Indonesia, dan didefinisikan sebagai kondisi gangguan hormonal yang dialami kaum wanita pada saat usia subur. Hal paling umum yang menjadi tandanya adalah terganggunya siklus menstruasi dan meningkatnya hormon androgen di dalam tubuh seorang wanita.
Secara alami tubuh seorang wanita di usia subur akan menghasilkan sel telur namun tidak sampai mengalami ovulasi. Ketika ovulasi tidak terjadi, ovarium akan memproduksi kantong berisi cairan dalam jumlah banyak.
Sel telur yang ada tidak dapat berkembang dengan sempurna sehingga gagal dilepaskan dengan teratur. Kista ini akan berkembang di ovarium, dan menghasilkan hormon androgen yang berperan dalam tingginya kadar hormon tersebut di tubuh seorang wanita.
Tidak ada waktu atau periode pasti kapan seorang wanita berisiko pada kodisi PCOS ini. Tapi risikonya akan meningkat ketika wanita mengalami pubertas, dan ketika usianya antara 20 hingga 30 tahun. Tidak jarang kondisi ini juga terjadi pada wanita yang tengah dalam program kehamilan.
Beberapa ciri dan gejala paling umum ketika seseorang mengalami kondisi ini bisa dilihat pada poin berikut.
Tanda pertama yang paling jelas adalah bahwa siklus menstruasi tidak teratur. Bisa jadi dalam setahun menstruasi hanya dialami kurang dari 8 kali, memiliki siklus menstruasi lebih pendek seperti misalnya 21 hari, atau bahkan sama sekali tidak mengalami menstruasi lagi.
PCOS juga menunjukkan gejala dimana kista di dalam ovarium berjumlah banyak. Hal ini terjadi seiring pembesaran ukuran ovarium yang terjadi karena selama menstruasi bagian ini menghasilkan kantung berisi cairan yang mengembang dan membesar. Kantung ini tidak terseleksi untuk matang, dan tetap berada di ovarium.
Ciri ketiga adalah adanya rambut yang tumbuh berlebih. Kondisi ini disebut dengan istilah hirsutisme, dan muncul pada sekitar 70% wanita penderita PCOS. Hal ini sering dikaitkan dengan meningkatnya hormon androgen.
Pada sebagian besar wanita, jerawat sebelum menstruasi adalah hal yang biasa. Namun penderita kondisi ini mengalami jerawat di bagian wajah, dada, hingga punggung bagian atas. Kondisi ini dipicu karena tubuh lebih berminyak dari kondisi biasanya, sehingga memicu jerawat bermunculan.
Ada beberapa area kulit yang akan tampak lebih gelap. Misalnya saja di daerah lipatan leher, selangkangan, hingga lipatan payudara. Gejala ini cukup jelas terlihat karena bisa dicermati tanpa menggunakan alat bantu apapun.
Peningkatan atau penurunan berat badan merupakan hal normal yang dialami seseorang. Namun pada penderita kondisi PCOS, berat badan yang dimiliki cenderung tidak normal. Berat badan bisa sulit sekali untuk diturunkan, atau justru mengalami kenaikan berat badan signifikan yang tidak biasa.
Baca Juga: Sederet Barang Wajib untuk Liburan Musim Dingin dan 6 Tipsnya
Kamu tentu paham benar perubahan suasana hati yang mengiringi siklus menstruasi. Hal ini juga bisa menjadi tanda kondisi tersebut, yang dipicu karena kadar hormon di dalam tubuh yang tidak teratur.
Justru berkebalikan dari kondisi sebelumnya, penderita PCOS juga bisa mengalami penipisan rambut yang signifikan di beberapa bagian. Artinya jika rambut yang kamu punya terasa tidak normal, baik terlalu banyak atau tiba-tiba mengalami penipisan, bisa jadi salah satu gejala kondisi ini.
Seperti yang kamu tahu, skin tag adalah kelebihan kulit yang muncul di bagian permukaan. Ukurannya tidak terlalu besar, dan sering muncul di area ketiak, atau leher. Secara medis, skin tag tidak berbahaya dan tidak menular. Tapi jika mulai mengganggu, mungkin ada baiknya kamu memeriksakan diri.
Beberapa penelitian juga menyatakan bahwa ada tanda lain dari kondisi ini, yakni kesulitan untuk mendapatkan keturunan atau hamil. Wanita yang mengalami kondisi ini tidak mengalami ovulasi yang teratur, sehingga pembuahan sulit terjadi.
Hal ini yang memicu penderitanya sulit hamil, karena tidak dapat menentukan kapan masa subur yang idealnya dapat diprediksi menggunakan siklus menstruasi.
Sebenarnya kondisi PCOS tidak dapat diobati secara penuh, namun banyak cara bisa dilakukan untuk mengurangi gejala dan efek merugikan dari kondisi ini. Beberapa bisa kamu cermati di sini, sementara beberapa lainnya bisa kamu konsultasikan dengan dokter kepercayaanmu.
Tentu setiap perawatan dan pengobatan yang dilakukan sebaiknya berdasarkan rekomendasi dari dokter yang kamu percaya. Dengan pemeriksaan mendalam, kamu bisa mendapatkan langkah paling efektif dan tepat untuk menyikapi kondisi PCOS yang dialami ini.
Baca Juga: Asuransi Kesehatan Internasional, Siapa Saja yang Perlu?
Kondisi PCOS nyatanya memang jadi sebuah tantangan besar untuk kaum hawa, dan pasangan yang ingin mendapatkan keturunan. Berbagai perawatan bisa dilakukan untuk meringankan gejala, dan menyikapi efek yang muncul dari kondisi tersebut. Tentunya, perawatan ini akan semakin sempurna ketika kamu memiliki produk asuransi yang tepat, seperti produk Asuransi SmartMedicare Internasional dari AXA Insurance Indonesia. Asuransi ini dapat memberikan rasa nyaman karena kesehatanmu dan keluarga dilindungi oleh manfaat asuransi dengan pilihan wilayah pertanggungan mulai dari Indonesia hingga seluruh dunia dengan maksimal limit tahunan mencapai US$2,9 juta. Berbagai manfaat terkait bisa diperoleh dengan memiliki asuransi handal ini. Segera cermati lebih jauh mengenai asuransi dari AXA Insurance Indonesia, dan selalu jaga pola hidup sehat demi masa depan yang lebih cerah!
Referensi: