Penyakit Leptospirosis, Salah Satu Penyakit Musim Hujan

Hujan yang terus menerus datang memang jadi tanda rejeki untuk banyak orang. Hawa semakin sejuk, udara terasa lebih segar, dan suasana lingkungan terasa lebih syahdu. Tapi yang harus disadari adalah bahwa musim hujan juga selalu datang dengan risiko penyakitnya. Misalnya saja penyakit leptospirosis yang bisa menyerang kapan saja.

Sebelum membahas lebih jauh tentang leptospirosis, ada baiknya kamu juga tahu penyakit lain yang juga datang ‘bersamaan’ dengan musim hujan. Dalam situs resmi UPK Kemenkes disebutkan setidaknya terdapat 5 penyakit penyerta musim hujan, antara lain:

  • Influenza
  • Demam berdarah dengue
  • Diare
  • Penyakit kulit
  • Leptospirosis

Penyakit penyerta musim hujan ini sendiri muncul karena satu dan lain hal, yang secara langsung dipengaruhi oleh curah hujan yang meningkat. Penerapan pola hidup sehat dan selalu menjaga kebersihan lingkungan jadi cara ampuh untuk mencegahnya, agar kamu tidak perlu berurusan dengan penyakit ini.

Baca juga: Cacar Monyet: Penyebab, Fase Infeksi, dan Cara Mencegahnya

Kenali Penyakit Leptospirosis

Pada dasarnya, penyakit leptospirosis adalah masalah kesehatan yang dipicu oleh infeksi bakteri yang bernama Leptospira interrogans.

Bakteri ini dapat menular dari darah atau urin hewan yang telah terinfeksi, dan masuk ke tubuh manusia. Meski langka, penyakit ini cukup mudah menyebar dan memiliki risiko komplikasi yang berbahaya hingga pada kondisi gagal hati.

Penyakit leptospirosis dibagi menjadi dua fase utama. Pertama adalah fase leptospiremia atau septisemik, yang merupakan fase pertama dan terjadi pada periode 2 sampai 14 hari setelah tubuh terinfeksi. Di fase ini, bakteri dapat ditemukan di darah dan bisa terdeteksi lewat tes darah.

Fase kedua adalah fase imun, yakni ketika bakteri telah masuk ke dalam organ tubuh tertentu (biasanya ginjal) sehingga deteksinya memerlukan tes lanjutan seperti tes urin.

Faktor Risiko yang Harus Diperhatikan

Leptospirosis masih ditemui di negara tropis seperti Indonesia. Iklim dan suhu lebih panas membuat usia bakteri Leptospira menjadi lebih lama, sehingga kemungkinan penularan atau penyebarannya lebih besar.

Selain itu ada setidaknya 5 hal lain yang jadi faktor risiko penyakit ini.

  • Pertama, sering menghabiskan waktu di luar ruang.
  • Kedua, sering berinteraksi dengan hewan.
  • Ketiga, memiliki pekerjaan yang terkait dengan saluran pembuangan.
  • Keempat, tinggal di daerah rawan banjir.
  • Kelima, sering melakukan olahraga atau rekreasi di alam bebas.

Hal-hal di atas bisa meningkatkan risiko terjangkit bakteri penyebab leptospirosis, sehingga harus disadari benar dengan menerapkan langkah pencegahan yang diperlukan.

Memiliki Gejala seperti Influenza, Jangan Ragu ke Dokter

Ketika tubuh seseorang terkena penyakit leptospirosis, gejala yang muncul akan mirip dengan influenza. Gejalanya akan mulai muncul sekitar 1 hingga 2 minggu setelah terjangkit bakteri dan cukup mudah dikenali.

Beberapa gejala paling umum yang muncul antara lain demam tinggi dan menggigil, sakit kepala, mual dan tidak nafsu makan, mengalami diare, mata menjadi merah, nyeri otot di bagian betis dan punggung bawah, sakit perut, dan muncul bintik merah di kulit yang tidak hilang saat ditekan.

Gejala ini berlangsung selama sekitar 1 minggu, namun ada pula yang kemudian meningkat ke tahap kedua yang dikenal dengan kondisi Well. Kondisi ini dipicu karena adanya peradangan dari infeksi yang terjadi.

Kenali Gejala Penyakit Well

Untuk penyakit Well, perkembangannya akan terjadi dalam waktu 1 hingga 3 hari setelah gejala awal leptospirosis muncul. Keluhan yang muncul akan lebih intens, seperti demam, penyakit kuning, sulit buang air kecil, bengkak di area tangan dan kaki, terjadinya pendarahan (mimisan atau batuk berdarah), nyeri dada, sesak napas, jantung berdebar, lemas dan keringat dingin, dan sakit kepala atau bagian leher yang kaku.

Waktu yang Tepat ke Dokter

Ketika gejala yang dirasakan mulai mengganggu dan terasa semakin intens, tidak ada salahnya segera mendatangi dokter. Beberapa tanda bisa menjadi acuan untuk segera berkunjung ke rumah sakit terdekat, seperti:

  • Munculnya penyakit kuning.
  • Sulit buang air kecil.
  • Batuk berdarah.
  • Mengalami sesak napas.
  • Nyeri di area dada.
  • Tangan dan kaki membengkak.

Dengan gejala ini dokter akan segera melakukan pemeriksaan untuk memastikan kondisimu, dan melakukan langkah yang diperlukan untuk pertolongan pertama dan lanjutan.

Baca juga: Musim Hujan Tiba, Yuk Siapkan Rumah dan Diri dari Bahayanya

Komplikasi dan Pengobatan Penyakit Leptospirosis

Ketika penyakit ini menyerang, ada risiko komplikasi yang muncul seperti yang dibahas sebelumnya. Komplikasi dari leptospirosis terbilang cukup serius, karena bakteri yang menyerang organ dalam atau jaringan otot.

Disampaikan pada situs Alodokter, setidaknya terdapat 14 risiko komplikasi yang bisa muncul karena penyakit ini. Diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Gagal ginjal akut.
  • Penurunan jumlah trombosit.
  • Pendarahan di saluran cerna.
  • Pendarahan di paru-paru.
  • Stroke pendarahan.
  • Gagal hati.
  • Penyakit Kawasaki.
  • Kerusakan otot.
  • Radang mata yang parah.
  • Penggumpalan darah yang tersebar di tubuh.
  • Gagal lapas.
  • Infeksi menyebar ke aliran darah.
  • Gagal jantung.
  • Keguguran pada ibu hamil.

Dengan risiko yang besar ini, maka langkah penanganan yang tepat harus segera dilakukan. Tujuannya adalah untuk segera menyembuhkan penyakit leptospirosis, dan mencegahnya memicu komplikasi lain yang lebih berat dan berbahaya.

Penanganan Penyakit Leptospirosis

Sebenarnya pada kasus ringan, leptospirosis tidak perlu penanganan khusus dan bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu sepekan. Tapi pada kondisi berat, kamu sebaiknya segera mengunjungi dokter dan memeriksakan diri untuk mencari pengobatan dan menghindari komplikasi.

Beberapa langkah penanganan yang dilakukan untuk penyakit ini antara lain sebagai berikut.

  • Pemberian obat sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter. Obat yang diberikan ditujukan untuk meredakan gejala dan mengatasi infeksi yang terjadi. Beberapa jenis obat yang umumnya digunakan adalah antibiotik dan obat penurun demam.
  • Perawatan di rumah sakit secara intensif. Perawatan diperlukan  ketika leptospirosis yang dialami semakin intens dan mengarah pada penyakit Well. Antibiotik akan diberikan lewat infus, dan kamu akan mendapatkan penanganan tambahan yang diperlukan.

Baca juga:  4 Dampak Banjir yang Harus Diwaspadai, Cermati Risiko Kerugian dan Cara Menyikapinya!

Lakukan Pencegahan yang Tepat, dan Miliki Asuransi Andal

Untuk mencegah munculnya penyakit leptospirosis pada manusia dan hewan, langkah-langkah sederhana bisa dilakukan.

Untuk manusia misalnya, kamu bisa menghindari aktivitas berenang di air tawar ketika berada di luar ruang, kemudian menghindari air banjir, menjauhkan diri dari hama tikus, selalu menjaga kesehatan hewan peliharaan, dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan sepanjang waktu.

Sementara itu untuk memberikan perlindungan pada hewan peliharaan, selalu jaga hewan peliharaan dari hewan-hewan yang berisiko membawa bakteri ini, jauhkan dari air yang mungkin terkontaminasi, pastikan makan dan minumnya berasal dari air bersih, dan periksakan secara rutin kondisinya pada dokter hewan kepercayaanmu.

Perlindungan Ekstra dengan Asuransi Kesehatan yang Tepat

Langkah pencegahan yang dilakukan dapat kamu lengkapi dengan langkah strategis lain, seperti memiliki Asuransi Kesehatan yang andal. Asuransi seperti ini akan membantumu ketika kondisi menjadi tidak terkontrol, sehingga kamu tidak perlu mengkhawatirkan tentang biaya perawatan atau pengobatan.

Kamu bisa fokus pada upaya pemulihan agar segera kembali sehat dan bisa beraktivitas dengan normal.

Pada kenyataannya, risiko infeksi bakteri penyebab leptospirosis tidak pernah mencapai angka 0% di negara tropis seperti Indonesia ini. Maka penting untuk menyadari hal-hal apa saja yang bisa memicu dan meningkatkan risiko penyakit ini, untuk dapat melakukan langkah pencegahan yang tepat.

Terkait dengan produk asuransi yang andal untuk menghadapi kemungkinan terburuk dari penyakit leptospirosis, Anda dapat menggunakan Asuransi SmartMedicare Domestik dari PT AXA Insurance Indonesia. Asuransi ini dapat meng-cover banyak urusan terkait biaya pengobatan dan perawatan sehingga kamu tidak perlu dipusingkan dengan hal-hal tersebut. Segera telusuri lebih jauh tentang produk kami di tautan terkait, dan selalu waspada pada kondisi yang meningkatkan risiko penularan berbagai penyakit di musim hujan!

Referensi:

  • https://upk.kemkes.go.id/new/5-penyakit-penyerta-musim-hujan
  • https://pusatkrisis.kemkes.go.id/4-penyakit-penyerta-musim-hujan
  • https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-penyakit-leptospirosis
  • https://www.alodokter.com/leptospirosis
  • https://www.halodoc.com/kesehatan/leptospirosis?srsltid=AfmBOophA7R_Sb834DEsDD1Cbb15ni0iNjpjCvi8WuYop4fgiXmbjXEW
  • https://ciputrahospital.com/penyakit-leptospirosis/