Waspada Polusi Udara, Inilah Dampak Buruknya Bagi Kesehatan!

Diberitakan oleh berbagai media massa, tingkat polusi udara Jakarta dalam beberapa waktu belakangan sudah sampai pada tahap memprihatinkan. Hal ini dipicu oleh berbagai hal yang terjadi, sehingga memerlukan penyikapan yang bijak dari setiap elemen masyarakat.

Kesadaran atas polusi ini tentu baik jika dimiliki oleh semakin banyak orang, termasuk kamu yang membaca artikel ini. Sebab dengan adanya awareness tersebut kamu bisa menyadari bahwa ada pula dampak polusi udara yang terlalu berat pada kesehatan tubuh.

Baca Juga: Pentingnya Medical Check Up Sejak Muda Secara Rutin

Kondisi Polusi Udara Saat Ini

Dilansir dari situs resmi Tempo pada nasional.tempo.co, tingkat polusi yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya ternyata benar-benar harus menjadi perhatian serius. Meski memang di area DKI Jakarta menempati posisi ke-8, namun tingkat PM 2.5 yang tercatat mencapai 155.

Terparah adalah kondisi udara di Tangerang Selatan, dengan tingkat PM 2.5 mencapai 181. Selain dua area ini, delapan area lain secara berurutan adalah Kota Pontianak, Kota Bandung, Mempawah, Gedongtataan, Kabupaten Serang, Terentang, Sleman, dan Banjarbaru.

PM 2.5 sendiri merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2,5 mikrometer sehingga dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Dampak Polusi Udara Bagi Kesehatan

Kualitas udara di Jakarta yang sedang tidak baik tentu akan membawa dampak atau risiko pada berbagai hal, salah satunya adalah kesehatan. Perlu kamu ketahui pula bahwa buruknya kualitas udara juga bisa menjadi pemicu risiko kanker dan beberapa masalah kesehatan berikut ini.

1. Masalah Sistem Pernapasan

Risiko paling jelas tentu berkaitan dengan sistem pernapasan yang dimiliki setiap orang. Ketika udara yang kotor dan penuh dengan polutan masuk ke dalam sistem pernapasan, maka zat polutan ini dapat memicu terjadinya kerusakan jaringan di setiap bagian sistem tersebut.

Risiko yang muncul antara lain asma, emfisema, infeksi saluran napas, hingga penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK. Paparan polutan yang terus menerus juga dapat memicu bronkitis kronis.

2. Munculnya Gangguan Kardiovaskuler

Risiko kedua adalah munculnya gangguan kardiovaskuler. Masalah yang dapat muncul adalah masalah pada pembuluh darah dan jantung, yang disebabkan oleh paparan zat yang termasuk golongan particulate matter. Ketika masuk ke sistem pernapasan, maka partikel ini akan masuk pula ke pembuluh darah.

Efek yang ditimbulkan adalah gangguan pada fungsi pembuluh darah, dan meningkatkan potensi munculnya plak di arteri. Plak ini akan memicu efek berantai lain, hingga mencapai fase arteri koroner.

3. Risiko Gangguan Kehamilan

Gangguan pada janin yang dikandung seorang ibu juga dapat terjadi akibat polusi udara. Sebab kualitas yang buruk akan berdampak buruk pula pada kondisi ibu yang tengah mengandung, dan janin yang ada di dalam kandungannya. Bukan tidak mungkin bayi lahir dengan berat badan rendah, gangguan emosional, hingga kognitif anak yang terganggu saat beranjak dewasa.

4. Problem Neurodegeneratif

Terjadinya gangguan neurodegeneratif juga menjadi dampak dari buruknya tingkat udara di area Jakarta, atau area lain yang ada di Indonesia. Gangguan ini menyasar pada area saraf karena penurunan fungsi otak. Ketika hal ini terjadi, maka risiko yang muncul adalah penyakit Alzheimer, Parkinson, dan bentuk demensia yang lain.

5. Kanker

Tidak hanya masalah pada pernapasan, polusi udara yang terlalu parah juga dapat memicu peningkatan risiko berbagai jenis kanker. Kanker paru-paru jelas jadi salah satu diantaranya, namun ada pula risiko kanker payudara pada wanita yang terus menerus terpapar polusi udara.

Baca Juga: Serba-Serbi Asam Lambung, Penyakit ‘Umum’ di Kalangan Kantoran

Pemicu Polusi Udara

Tentu tidak sedikit pula yang kemudian bertanya-tanya sebenarnya apa yang menjadi penyebab dari buruknya kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya ini. Berbagai pihak melakukan analisis, dan masing-masing memberikan klaim yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Menurut BMKG, pekatnya polusi udara di Jakarta disebabkan karena Indonesia memasuki musim kemarau. Pada musim ini, polusi dapat meningkat karena tidak banyak hujan dan polutan yang tidak tercuci, sehingga tetap berada di udara.

Pihak lain menyebutkan bahwa polusi yang terjadi di Jakarta muncul akibat asap kendaraan bermotor yang digunakan oleh warga Jakarta setiap hari. Hal ini sebenarnya cukup masuk akal, karena pada masa pandemi lalu, udara di Jakarta cenderung berada dalam kualitas baik berkat diterapkannya larangan bepergian.

Namun demikian hal ini juga tidak dapat sepenuhnya dibenarkan, sebab keberadaan beberapa PLTU dan aktivitas industri yang menghasilkan limbah dalam jumlah besar dinilai juga turut berperan pada menurunnya kualitas udara di Jakarta ini.

Tentu saja, berbagai ahli yang mengungkapkan opininya ini terus melakukan kajian dan penelitian, agar diperoleh data valid untuk mengambil langkah paling tepat guna memperbaiki udara Jakarta. Menurut kamu sendiri, apa sebenarnya yang membuat udara Jakarta demikian buruk?

Cara Sederhana untuk Mengurangi Polusi Udara

Apapun sumber masalah yang menjadi dalang dari buruknya kualitas udara ini, berbagai langkah kecil yang bisa dimulai dari diri sendiri dan orang-orang terdekatmu sebenarnya bisa dilakukan. Secara singkat berikut beberapa langkah sederhana yang bisa kamu lakukan, untuk berpartisipasi aktif dalam mengembalikan kualitas udara Jakarta ke taraf yang relatif baik.

  • Memperhatikan pola konsumsi harian

Misalnya dengan penggunaan produk ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, mengurangi produk sekali pakai, dan memilih produk yang tahan lama. Dengan demikian kamu bisa mengurangi produksi limbah akhir.

  • Menggunakan transportasi publik

Karena kapasitas yang dimiliki transportasi publik lebih besar daripada kendaraan pribadi. Jika dihitung dengan limbah yang dihasilkan, perbandingannya akan jauh lebih masuk akal demi kualitas udara.

  • Hemat energi dalam penggunaan listrik

Hal ini bisa dilakukan dengan mematikan lampu yang tidak terpakai, mengurangi penggunaan AC berlebihan, dan mulai beralih ke peralatan hemat energi.

  • Menanam pohon secara aktif

Well mungkin efeknya tidak akan terasa dalam jangka waktu pendek. Namun ketika hal ini jadi kebiasaan, maka lingkungan perkotaan akan jauh lebih hijau, dan kapasitas lingkungan dalam ‘mengolah’ udara dengan polutan yang pekat menjadi udara bersih akan semakin besar.

  • Menggunakan Produk Organik

Mulai memilih produk organik daripada produk konvensional, serta pilih bahan pangan lokal.

  • Menjaga Kondisi Lingkungan Sekitar

Meningkatkan kesadaran pada pentingnya menjaga kondisi lingkungan dan udara sekitar dengan langkah kecil yang menjadi rutinitas setiap hari.

Baca Juga: Mengenal Alergi Dingin dan Cara Ampuh Mengatasinya

Kesadaran atas kondisi udara yang buruk menjadi titik awal yang baik untuk memahami betapa besar pengaruh lingkungan pada kondisi tubuh dan risiko berbagai penyakit. Melakukan perubahan kecil yang menjelma menjadi gaya hidup jadi kunci agar seseorang bisa berpartisipasi langsung dalam proses penurunan polusi udara di tempat tinggalnya.

Untuk menyempurnakan langkah sederhana ini, akan lebih baik jika kamu juga memiliki produk asuransi kesehatan yang tepat. Produk seperti ini secara praktis bisa memberikan perlindungan pada sisi finansial, bilamana risiko kesehatan harus terjadi dan kamu alami. Asuransi Kesehatan SmartCare Executive dari AXA Insurance misalnya, bisa membantu mengurangi risiko finansial karena akan menanggung biaya pengobatan dan perawatan terhadap gangguan kesehatan, seperti gangguan saluran pernapasan yang disebabkan polusi udara. Kamu juga bisa melindungi anggota keluarga tersayang, sehingga semua memiliki proteksi terbaik pada risiko yang dihadapi. Kombinasi langkah pencegahan dan antisipasi yang sempurna akan membantu kamu menapaki masa depan dengan tenang. Segera dapatkan produk Asuransi Kesehatan SmartCare Executive terbaru dari AXA Insurance, dan lindungi semua yang kamu sayangi sekarang juga!

*Kode promo berlaku untuk pembelian secara langsung di AXA myPage hingga 31 Desember 2023

Referensi: 

  • https://nasional.tempo.co/read/1761883/10-wilayah-dengan-polusi-udara-terburuk-di-indonesia-hari-initangerang-selatan-nomor-1
  • https://rendahemisi.jakarta.go.id/article/174/dampak-polusi-udara-bagi-kesehatan-warga-jakarta
  • https://www.halodoc.com/artikel/kualitas-udara-jakarta-memburuk-ini-dampaknya-untuk-kesehatan
  • https://www.cnbcindonesia.com/news/20230816114723-4-463466/polusi-udara-di-jakarta-makin-parah-bmkg-akhirnya-buka-suara
  • https://www.kompas.com/edu/read/2023/08/20/083500471/pakar-umm--ini-penyebab-polusi-udara-di-jakarta-berikut-solusinya?page=all
  • https://www.liputan6.com/hot/read/5374544/9-cara-mengurangi-polusi-udara-di-perkotaan-menurut-ahli-lingkungan
  • https://linebank.co.id/blog/general/cara-yang-bisa-dilakukan-untuk-mengurangi-polusi-udara-jakarta/
  • https://www.zurich.co.id/id-id/blog/articles/2019/08/5-cara-yang-bisa-anda-lakukan-untuk-mengurangi-polusi-udara-di-jakarta