Mengenali Gejala Rabies dan Penanganannya, Kamu Wajib Paham!

Memiliki hewan peliharaan merupakan hal menyenangkan. Bagaimana tidak? Ketika kamu sampai di rumah, kamu akan disambut dengan penuh semangat oleh peliharaanmu. Namun hal yang perlu kamu perhatikan adalah hewan peliharaan perlu diberikan vaksin dan perawatan, agar tidak memiliki penyakit seperti rabies yang berbahaya jika sampai menular.

Umumnya, hewan yang dipelihara hanya memiliki risiko kecil pada penyakit yang berbahaya ini. Apalagi untuk hewan yang terbilang liar atau tidak dipelihara dan hewan peliharaan yang tidak mendapatkan vaksin rabies, risikonya akan semakin besar. Bukan tidak mungkin virus tersebut menular dan sampai ke area tempatmu berada.

Baca Juga: Pentingnya Medical Check Up Sejak Muda Secara Rutin

Apa itu Rabies?

Secara klinis, rabies disebabkan oleh virus yang disebut Lyssavirus dari golongan Rhabdoviridae. Penularannya dapat lewat air liur, cakaran, gigitan, atau jilatan hewan yang terinfeksi ke mulut, mata, atau luka yang masih terbuka.

Meski disebut dengan penyakit anjing gila, namun faktanya rabies dapat menyerang mamalia lain seperti kucing, kera, kelelawar, serigala, hingga rakun. Hewan-hewan yang telah memiliki virus ini di dalam tubuhnya dapat menularkan rabies ke manusia lewat cara-cara tadi.

Gejala Rabies yang Harus diwaspadai

Virus rabies yang masuk ke dalam tubuh manusia tidak langsung memberikan reaksi. Disampaikan pada salah satu artikel di situs resmi WHO, masa inkubasi rabies terjadi sekitar 2 sampai 3 bulan. Namun demikian masa ini bervariasi, antara 1 minggu hingga 1 tahun, tergantung beberapa faktor lainnya.

Untuk gejala umum yang bisa kamu kenali dengan mudah adalah sebagai berikut:

  • Demam
  • Kesemutan atau merasa terbakar di area gigitan
  • Terus tampak gelisah
  • Halusinasi
  • Mengalami takut air
  • Takut pada cahaya
  • Mengeluarkan banyak air liur
  • Kejang
  • Lumpuh
  • Terjadi infeksi di otak

Gejala tersebut terjadi pada manusia yang sudah terinfeksi rabies. Sementara pada hewan, mereka cenderung akan bersikap lebih agresif, kehilangan tenaga, hingga kehilangan nafsu makan. Jadi jika hewan peliharaanmu menunjukkan tiga tanda ini, jangan ragu untuk membawanya ke dokter hewan untuk diperiksakan.

Yang menjadi berbahaya adalah bahwa terdapat sekian waktu masa inkubasi ketika virus masuk ke dalam tubuh. Pada masa ini, gejala yang muncul akan cukup samar dan kurang tampak. Maka dari itu ketika tergigit atau tercakar hewan peliharaan atau hewan liar, ada beberapa langkah yang bisa menjadi pertolongan pertama.

  • Pertama, cuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 10 hingga 15 menit
  • Kedua, berikan antiseptik dan jangan tutup luka tersebut
  • Ketiga, jika luka yang dialami cukup dalam dan terasa perih, kamu bisa langsung mengunjungi pusat kesehatan untuk dilakukan pencucian luka kembali serta mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR). Vaksin ini harus diberikan sejak hari ke-0, dan kembali diberikan pada hari ke-7 sesuai dengan petunjuk dokter
  • Keempat, hindari kontak saliva dan darah secara langsung untuk meminimalisir terjadinya penularan lebih lanjut ke orang lainnya

Baca Juga: Kenali Apa Itu Asuransi, Jenis, dan 5 Alasan Kenapa Kamu Harus Punya Asuransi yang Tepat

2 Jenis Rabies yang Harus Diketahui

Sedikit informasi yang berguna untuk kamu tahu, ada setidaknya dua jenis rabies yang dikenal hingga saat ini. Pertama disebut dengan rabies ganas, dan yang kedua disebut dengan rabies paralitik.

  • Rabies ganas, menyebabkan perilaku hiperaktif pada penderitanya. Mendadak muncul tenaga yang besar dan membuat penderitanya tidak bisa tenang. Rabies ini juga memicu halusinasi, kurangnya koordinasi tubuh, dan ketakutan pada air. Ketika terjangkit virus ini dan tidak mendapatkan pertolongan cepat, maka petaka bisa datang dalam waktu beberapa hari saja karena henti jantung dan gangguan pernapasan.
  • Rabies paralitik, jenis ini menyumbang sekitar 20% dari total jumlah kasus rabies pada manusia. Yang harus kamu tahu adalah dampak rabies ini tidak seperti jenis pertama, dan memiliki masa waktu lebih lama dibandingkan rabies ganas. Perlahan otot penderitanya menjadi lumpuh. Tidak jarang orang yang terkena rabies ini mengalami salah diagnosis, dan memicu terjadinya kejadian fatal.

Kasus Rabies di Indonesia

Sejatinya, rabies sendiri merupakan penyakit yang dapat dikatakan selalu ada. Namun demikian karena kesadaran masyarakat, kecepatan penanganan, dan langkah pencegahan pada manusia dan hewan dilakukan, angka penularannya tidak terlalu besar.

Namun demikian dilansir dari situs resmi Sehat Negeriku Kemkes, hingga April 2023 lalu setidaknya sudah ada 11 kasus kematian akibat rabies. Tentu ini harus menjadi perhatian agar kamu dan orang-orang terdekatmu bisa menjauhi risiko yang muncul karena rabies ini.

Untuk menangani hal ini, Kementerian Kesehatan telah melakukan beberapa langkah strategis, diantaranya:

  • Melakukan koordinasi secara berkala dengan Lintas Kementerian/Lembaga lewat pendekatan One Health
  • Menyediakan Pedoman Penanggulangan Rabies untuk seluruh fasilitas kesehatan tingkat pertama dan lanjutan
  • Melatih pengelola program zoonosis baik dari sektor kesehatan manusia, hewan, atau satwa liar
  • Menyediakan kebutuhan logistik berupa Vaksin Anti Rabies dan Serum Anti Rabies
  • Menyediakan Media KIE untuk seluruh fasilitas kesehatan tingkat pertama dan lanjutan
  • Melakukan penyelidikan epidemiologi terpadu jika terjadi peningkatan kasus atau KLB
  • Melakukan pengawasan pada manusia melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
  • Membentuk Rabies Center

Baca Juga: Kenali Apa Itu Asuransi, Jenis, dan 5 Alasan Kenapa Kamu Harus Punya Asuransi yang Tepat

Meski pemerintah telah melakukan langkah yang tepat dalam pencegahan dan penanggulangan infeksi rabies, tentu kamu juga harus menjaga diri dan lingkunganmu dari risiko penyakit ini. Kepekaan yang tinggi harus dimiliki, sehingga ketika terdeteksi ada hewan peliharaan atau hewan liar, atau bahkan seseorang yang menunjukkan gejala rabies, bisa segera ditangani dengan cepat.

Langkah lain yang dapat digunakan adalah dengan memiliki ‘jaring pengaman’ ketika risiko infeksi rabies terjadi. Dengan produk asuransi yang tepat, seperti Asuransi Kesehatan Individu SmartCare Executive  dari AXA Insurance, kamu bisa mengurangi dampak finansial yang muncul karena perawatan rabies dan penyakit lainnya. Klik tautan terkait sekarang juga, dan dapatkan informasi lengkap Asuransi Kesehatan Individu untuk kamu dan semua orang terdekat!

*Kode promo berlaku untuk pembelian secara langsung di AXA myPage hingga 31 Desember 2023

Referensi: 

  • https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/rabies-pada-manusia
  • https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/rabies
  • https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2531/mengenal-penyakit-rabies
  • https://www.cdc.gov/rabies/symptoms/index.html
  • https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230602/3343156/hingga-april-2023-ada-11-kasus-kematian-karena-rabies-segera-ke-faskes-jika-digigit-anjing/
  • https://www.alodokter.com/rabies
  • https://health.kompas.com/read/2022/05/10/190100968/7-gejala-rabies-pada-manusia-yang-perlu-diwaspadai?page=all

Tags