Laman ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Informasi lebih lanjut perihal informasi yang dikumpulkan dan digunakan silakan lihat Kebijakan Cookie dan Kebijakan Privasi
Dunia bisnis terus mengalami dinamika seiring berjalannya waktu. Kondisi ekonomi yang berubah, tren pasar yang terus bergeser, hingga strategi pemasaran dan pengembangan produk yang dilakukan, selalu jadi bahasan menarik untuk diulas lebih dalam. Salah satu dari banyak topik ini adalah tren yang disebut Rojali dan Rohana, yang belakangan muncul dan membawa angin kering untuk pebisnis secara umum.
Dua istilah ini sebenarnya merupakan singkatan dari kelompok pelanggan yang sering ditemui di pasar belakangan ini. Mengacu dari berbagai sumber, Rojali merupakan singkatan dari ‘Rombongan Jarang Beli’, sementara Rohana adalah singkatan dari ‘Rombongan Hanya Nanya’.
Dari uraian singkatannya saja sudah dapat diduga dampaknya bagi kegiatan bisnis yang juga tengah dalam masa berjuang belakangan ini bukan? Maka mari lebih jauh membahas fenomena yang tengah terjadi ini, sebelum kemudian melihat relevansi Asuransi Bisnis dari AXA Insurance Indonesia dalam rangka mitigasi dampak buruk yang terjadi ketika tren ini terus berlanjut.
Baca juga: Pinjaman Modal Usaha, Hitung Semua dengan Cermat dan Teliti!
Rojali dan Rohana menjadi salah satu fenomena yang menarik untuk ditelusuri. Tidak hanya dari segi strategi promosi yang lebih tajam, tapi juga menjadi cerminan kondisi ekonomi yang tampaknya sedang lesu.
Kelompok pelanggan ini muncul karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut antara lain adalah:
Faktor tersebut tidak hanya muncul dari sisi pelanggan saja, namun juga dapat dilihat dari perspektif Anda sebagai pelaku usaha. Rojali dan Rohana dapat muncul karena dipicu beberapa hal mendasar seperti informasi produk yang tidak jelas, pelayanan kurang optimal, harga tidak kompetitif, kurangnya CTA dalam pemasaran, serta gagalnya membangun kepercayaan di masyarakat.
Secara visual, keberadaan dua golongan pelanggan ini membuat pusat perbelanjaan terasa ramai. Namun dampak nyata dirasakan oleh pelaku bisnis, sebab transaksi yang terjadi sangat minim dan terasa tidak produktif.
Kompleksitas dari Rojali dan Rohana ini kemudian ‘menuntut’ respon dari para pemangku kepentingan, sebab tidak bisa dipungkiri bahwa ini adalah fenomena ekonomi yang cukup masif.
Namun demikian, Menteri Perdagangan Budi Santoso, dikutip dari situs techfin.id Juli 2025 lalu, menyatakan bahwa hal ini adalah fenomena yang biasa dan lumrah terjadi. Disampaikan olehnya, orang bisa memilih akan berbelanja online atau langsung di toko, dan hal ini telah terjadi sejak dulu.
BPS atau Badan Pusat Statistik juga turut memberikan pernyataan terkait hal ini. Dikutip dari sumber yang sama, Deputi Bidang Statistik Sosial Ateng Hartono menyampaikan bahwa perilaku ini belum tentu menandakan kemiskinan secara langsung. Hal ini bisa jadi salah satu sinyal adanya tekanan ekonomi yang dirasakan masyarakat, khususnya di kelompok rentan.
Meski tanggapan dari pihak negara terkesan menganggap hal ini fenomena yang biasa, pelaku bisnis jelas merasakan benar perubahan akibat fenomena ini.
Baca juga: Pentingnya KOL dalam Marketing, Jangan Sampai Salah Pilih!
Anda sebagai pelaku bisnis paham benar bahwa fenomena ini membawa dampak yang tidak kecil untuk usaha yang Anda jalankan. Meski pada kenyataannya terjadi penurunan transaksi di pusat perbelanjaan, namun sebenarnya fenomena ini juga dapat dipandang dari perspektif yang lebih optimis.
Meski ukuran nyata dari performa toko tetap adalah penjualan, tapi Anda akan mendapatkan banyak user-generated content di media sosial yang dapat menjadi sarana promosi ‘gratis’ untuk bisnis. Pengambilan keputusan berdasarkan rekomendasi orang yang dikenal cenderung membawa lebih banyak leads berkualitas, sehingga potensi transaksi di masa yang akan datang dapat terus tumbuh.
Perlahan pusat perbelanjaan bergeser dari orientasi transaksi, ke arah orientasi hiburan. Tujuan utamanya adalah untuk membuat pengunjung nyaman dan betah berlama-lama, dengan asumsi semakin lama mereka di dalam pusat perbelanjaan maka semakin besar potensinya melakukan transaksi.
Baca juga: 5 Rekomendasi AI untuk Bisnis, Bantu Optimasi Kinerja & Profit
Pebisnis yang tangguh tidak akan tergulung oleh tren, namun melihat kesempatan dan potensi yang dapat dimaksimalkan untuk kembali memperoleh keuntungan. Dari hal ini, terdapat beberapa strategi yang berguna untuk diterapkan dan diadaptasi pada bisnis.
Asuransi Bisnis AXA Insurance Indonesia pada dasarnya merupakan produk yang dapat membantu pebisnis seperti Anda, untuk melindungi bisnis dari berbagai risiko yang ada di industri.
Dengan nama Asuransi SmartBusiness, produk ini dapat memberikan santunan pada Anda atas rasa tidak nyaman yang diakibatkan oleh salah satu atau lebih dari sebab-sebab yang tercantum pada polis yang telah disetujui.
Praktis, hal ini bisa jadi salah satu perlindungan yang tepat bilamana bisnis menghadapi kondisi-kondisi darurat yang menuntut Anda mengambil keputusan cepat agar tidak mengalami kerugian lebih besar.
AXA Insurance Indonesia memahami benar bahwa fenomena Rojali dan Rohana merupakan bagian dari dinamika bisnis yang terus bergulir. Namun dengan menghadirkan produk Asuransi SmartBusiness, setidaknya Anda sebagai pebisnis akan memiliki jaring pengaman yang dapat diandalkan ketika kondisi ‘ombak’ industri sedang tidak menguntungkan, sehingga Anda tetap dapat mengambil keputusan tepat dan strategis untuk bisnis Anda.
Maka dari itu segera gunakan Asuransi Bisnis AXA Insurance Indonesia, Asuransi SmartBusinsess, dan maksimalkan manuver bisnis Anda dengan strategi terukur serta perlindungan optimal dari AXA Insurance Indonesia!
Referensi: