Alami Cedera Olahraga? Kenali Jenis & Cara Menanganinya Agar Tetap Aman

Risiko cedera olahraga jadi salah satu hal yang muncul bersama dengan kegiatan olahraga yang Anda lakukan. Baik dalam bentuk olahraga permainan atau olahraga latihan, semua memiliki derajat risiko yang harus disadari dan disikapi dengan bijak, sehingga Anda memperoleh manfaat maksimal dari kegiatan yang dilakukan.

Pada dasarnya, cedera ditandai dengan adanya rasa nyeri, pendarahan, pembengkakan, atau fungsi gerak yang terganggu. Kondisi ini dapat dipicu setidaknya oleh lima faktor, antara lain:

  • Usia, faktor mendasar ini berpengaruh pada kekuatan dan elastisitas jaringan tubuh
  • Olahraga yang berlebihan, tidak memberikan kesempatan tubuh untuk istirahat
  • Kurang pemanasan, dapat memicu cedera otot karena otot masih ‘dingin’ dan kaku
  • Istirahat yang tidak optimal
  • Cedera lama yang tidak benar-benar dipulihkan

Kesalahan teknik gerakan juga bisa jadi salah satu pemicu cedera, karena otot atau sendi tidak bergerak secara alami serta tidak memiliki kekuatan yang diperlukan. Hal ini sering muncul pada olahraga permainan saat seseorang terlalu antusias pada game yang dijalani.

Baca juga: 8 Opsi Latihan Olahraga untuk Imunitas serta Manfaatnya

Olahraga Apa Saja yang Rawan Membuat Cedera?

Setiap jenis olahraga memiliki risiko untuk terjadinya cedera. Namun beberapa olahraga dan latihan memiliki risiko yang lebih besar karena satu dan lain hal, sehingga Anda perlu benar-benar mempersiapkan diri sebelum melakukannya.

Beberapa olahraga yang cenderung rawan cedera antara lain adalah sebagai berikut.

1. Latihan Beban

Latihan beban yang menggunakan peralatan memiliki risiko cedera olahraga yang cukup besar. Pasalnya, setiap peralatan sebenarnya sudah didesain sedemikian rupa untuk memaksimalkan latihan yang dilakukan, namun terkadang penggunanya kurang memahami posisi ideal dan cara penggunaan alat tersebut.

Kurangnya pemahaman ini dapat memicu terjadinya kesalahan penggunaan alat, dan justru membuat tubuh mengalami cedera, bahkan hingga skala serius ketika terlalu dipaksakan. Maka dari itu sebaiknya Anda mencari tahu dulu cara menggunakan alat batu, atau meminta panduan dari instruktur yang ada di lokasi latihan.

2. Basket atau Sepak Bola

Keduanya merupakan olahraga yang melibatkan penggunaan berbagai alat bantu dalam menjalankannya. Namun letak risiko cedera tidak berada pada alat bantu, namun lebih kepada permainan yang dilakukan.

Kedua olahraga ini, dan banyak olahraga lain, dimainkan dengan melibatkan kontak fisik, gerakan yang eksplosif, serta kekuatan tubuh yang beradu. Hal ini memicu terjadinya cedera karena benturan atau cedera sendiri karena gerakan yang tidak tepat.

3. Bersepeda

Meski terkenal sebagai olahraga yang santai, nyatanya bersepeda juga memiliki risiko cedera olahraga yang tinggi. Risiko ini datang ketika Anda bersepeda di area yang ramai, dengan tingkat kecelakaan yang relatif besar.

Maka dalam bersepeda sangat dianjurkan untuk menggunakan alat bantu pelindung, seperti helm, kacamata, pelindung kaki atau tangan, sepatu, serta pakaian yang tepat. Setidaknya dengan gear yang tepat risiko terjadinya cedera bisa ditekan hingga titik minimal.

4. Badminton

Atau juga dikenal dengan istilah bulu tangkis, merupakan salah satu olahraga populer di kalangan masyarakat pedesaan dan perkotaan. Terasa menyenangkan saat dimainkan, tapi risiko cedera yang mengintai juga tidak boleh disepelekan.

Gerakan eksplosif yang diperlukan menuntut kekuatan otot, sendi, serta tenaga yang besar. Di waktu yang sama, Anda harus membagi konsentrasi antara laju shuttlecock, gerakan musuh, dan refleks diri sendiri. Ketika fokus yang Anda miliki hilang, bukan tak mungkin Anda salah dalam melangkah, refleks yang terlalu kuat, atau benturan dengan partner bermain Anda.

5. High-Intensity Interval Training

Latihan ini dikenal dengan sebutan HIIT. Efeknya luar biasa baik untuk melatih jantung dan otot tubuh, namun ternyata memiliki risiko cedera olahraga yang cukup besar pada area lutut dan bahu.

Mengapa demikian?

Sebab pada HIIT gerakan yang dilakukan adalah kombinasi latihan aerobik, angkat beban, dan kalistenik, diikuti beberapa waktu pemulihan, dan diulang kembali. Karena melibatkan banyak jenis gerakan, maka risiko cedera olahraga yang muncul juga menjadi semakin besar.

Gerakan aktif akan memberikan tekanan besar pada bagian lutut, pergelangan kaki, serta bahu, yang artinya meningkatkan risiko cedera di bagian tersebut.

Masih banyak jenis olahraga lain yang memiliki risiko cedera. Namun setidaknya dengan penjelasan singkat di atas, Anda bisa mengetahui olahraga apa saja yang memiliki risiko terbesar, dan dapat disikapi dengan bijak agar menekan risiko tersebut.

Tidak sedikit bahkan yang menganjurkan kepemilikan Asuransi Kecelakaan Diri AXA Insurance Indonesia, sebagai langkah nyata mengurangi kerugian yang muncul jika cedera olahraga atau kecelakaan saat berolahraga terjadi.

Baca juga: Mengenal Olahraga Padel, dari Sejarah sampai Aturan Mainnya

Jenis Cedera Olahraga dan Cara Menyikapinya

Ketika mengalami cedera saat berolahraga, langkah pertama yang paling direkomendasikan adalah segera menghentikan aktivitas olahraga yang dilakukan. Dengan demikian Anda memiliki waktu yang cukup untuk mengidentifikasi jenis cedera apa yang terjadi, dan bagaimana cara paling tepat menanganinya.

Jika melihat jenis cedera yang paling sering terjadi, sedikitnya ada belasan yang bisa Anda cermati.

  • Strain, merupakan cedera pada otot dan tendon yang mengalami peregangan, dipicu karena tubuh dalam kondisi tegang selama bergerak dan gerakan dilakukan secara asal.
  • Sprain, adalah peregangan pada ligamen ketika Anda bergerak dengan tidak tepat. Hal ini sering terjadi di engkel, lutut, pergelangan tangan, serta bahu.
  • Fraktur, adalah cedera tulang patah yang termasuk cedera olahraga parah.
  • Gegar otak, adalah cedera kepala yang terjadi karena benturan tiba-tiba yang dapat menghilangkan kesadaran dan keseimbangan.
  • Cedera rotator cuff, sering terjadi pada atlet bisbol, tenis, renang, angkat besi, serta voli, yang melibatkan gerakan bahu mendadak satu arah secara berlebihan.
  • Tennis elbow, merupakan jenis cedera yang menimbulkan robekan pada siku, tepatnya bagian luar iku lengan bawah.
  • Groin strain, jenis cedera ini menyebabkan paha bagian dalam tertarik, dan umum dialami oleh atlet sepakbola, baseball, serta hoki.
  • Cedera fleksor pinggul, terjadi karena otot pinggul yang kaku dan lemah sehingga terjadi peradangan.
  • Cedera hamstring, sering muncul karena kurangnya pemanasan, gerak berlebih, atau kurang istirahat.
  • Anterior cruciate ligament, atau biasa dikenal dengan ACL. Cedera ini terjadi pada lutut karena adanya benturan tinggi.
  • Patellofemoral pain syndrome, atau PFPS adalah cedera pada tempurung lutut karena gerakan berulang yang intens.
  • Calf muscle strain, disebabkan karena otot betis yang menegang dengan rasa nyeri menusuk atau memar dan bengkak.

Masih banyak lagi jenis cedera olahraga yang lain dan menimbulkan dampak beragam, mulai jangka pendek, menengah, hingga panjang, yang sudah tergolong parah.

Metode RICE sebagai Pertolongan Pertama

Dari banyak kejadian cedera, salah satu metode yang paling sering direkomendasikan adalah RICE. RICE sendiri adalah singkatan dari rest, ice, compression, dan elevation.

  • Tahap rest dilakukan dengan menghentikan aktivitas olahraga yang sedang dilakukan, dan istirahatkan bagian yang cedera antara 24 hingga 72 jam
  • Kemudian tahap ice dilakukan dengan mengompres bagian yang cedera selama 15 hingga 20 menit, setiap 2 sampai 3 jam sekali. Hindari kontak langsung dengan es untuk mencegah terjadinya trauma.
  • Selanjutkan lakukan compression dengan membalut cedera dengan perban elastis untuk mengurangi pembengkakan dan menjaga agar area cedera tetap stabil.
  • Terakhir lakukan elevation dengan meninggikan bagian yang mengalami cedera hingga posisinya lebih tinggi dari jantung.

Namun demikian jika cedera yang dialami menyebabkan pendarahan, patah tulang, atau cedera parah, Anda sebaiknya segera pergi ke dokter untuk penanganan lebih serius dan profesional.

Asuransi Kecelakaan Diri AXA Insurance Indonesia

Selain melakukan pemanasan sebelum berolahraga, pastikan juga Anda memiliki perlindungan yang tepat pada kondisi yang tidak diinginkan. Asuransi Kecelakaan Diri PT AXA Insurance Indonesia yang menjadi rekomendasi untuk Anda, yang memiliki gaya hidup dinamis, mobilitas tinggi, serta gemar berolahraga.

Asuransi Kecelakaan Diri SmartActive dari PT AXA Insurance Indonesia menjamin risiko kematian, cacat tetap, biaya perawatan dan/atau pengobatan yang secara langsung disebabkan oleh suatu kecelakaan.

Tentu, cedera olahraga menjadi salah satu hal yang dapat ditanggung oleh asuransi andal yang satu ini secara komprehensif, hingga Anda bisa berfokus pada pemulihan tanpa harus khawatir pada biaya yang diperlukan.

Baca juga: Mengenal Asuransi Kecelakaan Diri: Lindungi Diri, Tenang Beraktivitas!

Asuransi Kecelakaan Diri SmartActive dari PT AXA Insurance Indonesia jadi salah satu cara terbaik yang bisa Anda gunakan untuk menghadapi risiko cedera olahraga. dengan begini Anda dapat fokus menerapkan pola hidup sehat tanpa khawatir pada beban finansial jika terjadi cedera selama berolahraga. Hubungi kami sekarang juga, dan dapatkan penawaran terbaik untuk Asuransi Kecelakaan Diri PT AXA Insurance Indonesia!

 

 

Referensi:

  • https://www.rspondokindah.co.id/id/news/hindari-cedera-olah-raga
  • https://www.bola.com/ragam/read/4832330/jenis-jenis-olahraga-rentan-cedera-yang-perlu-diketahui?page=7
  • https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/sehat-bugar/6-jenis-olahraga-rentan-cedera-yang-perlu-anda-tahu?srsltid=AfmBOoo34SECf0F0MLOcvC5AXfHDRMRKJSvyqMAwFtueAW8VXZKo7F0z
  • https://www.neorheumacyl.com/read/otot/Olahraga-Rawan-Cedera-dan-Cara-Penyembuhannya
  • https://www.mitrakeluarga.com/artikel/jenis-cedera-olahraga
  • https://hellosehat.com/kebugaran/cedera-olahraga/10-jenis-cedera-olahraga/#goog_rewarded
  • https://primayahospital.com/ortopedi/mengatasi-cedera-olahraga/#:~:text=Pertolongan%20Pertama%20Saat%20Cedera%20Olahraga,alkohol%20karena%20bisa%20menambah%20pembengkakan
  • https://www.halodoc.com/artikel/pertolongan-pertama-yang-dapat-dilakukan-saat-cedera-olahraga