Laman ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Informasi lebih lanjut perihal informasi yang dikumpulkan dan digunakan silakan lihat Kebijakan Cookie dan Kebijakan Privasi
Mengelola keuangan perusahaan selalu menyajikan tantangan tersendiri, baik dari urusan internal atau eksternal. Salah satu poin utama yang tidak boleh dikelola dengan sembarangan adalah hak pegawai, seperti misalnya Tunjangan Hari Raya THR. Maka kamu harus tahu benar cara perhitungan THR yang benar mengacu pada aturan yang berlaku di Indonesia.
Pemberian THR, pada faktanya, jadi salah satu tantangan yang harus dihadapi pengusaha setiap kali hari raya tiba. Meski secara praktis ini adalah hak dari pegawai yang kamu punya, tapi perhitungannya benar-benar harus cermat dan dipersiapkan sejak jauh hari.
Sederhana saja, agar perusahaan tetap memiliki cash flow yang stabil, dan pegawai dapat menikmati haknya secara maksimal bersama keluarga yang mereka miliki.
Maka mari, cermati satu per satu penjelasan di bawah ini untuk tahu cara menghitung THR untuk pegawai dan apa saja yang harus diantisipasi agar keuangan perusahaan tidak mengalami kondisi yang kacau.
Baca juga: PPN Naik 12 Persen, Simak 7 Tipsnya dan Cek Daftar Barangnya
THR sendiri diberikan pada pegawai yang memenuhi ketentuan legal yang berlaku. Secara umum, golongan pegawai yang berhak mendapatkan THR adalah karyawan tetap, karyawan baru atau sedang dalam masa percobaan, karyawan paruh waktu, karyawan kontrak, karyawan yang sudah resign tapi masih memenuhi syarat, pegawai lepas, hingga karyawan outsourcing.
Masing-masing memiliki ketentuan dan aturan yang jelas sehingga ada baiknya kamu juga melihat regulasi legal terkait hal ini agar tidak salah melakukan perhitungan. Tapi secara umum rumus perhitungan THR yang bisa digunakan sebagai acuan mengacu pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.
Ada dua ketentuan di dalamnya:
Secara umum, rumus atau formula di atas digunakan pada setiap golongan pegawai yang memenuhi syarat untuk mendapatkan THR. Komponen yang masuk dalam perhitungan adalah gaji pokok dan tunjangan tetap (jika ada), atau rata-rata upah dalam periode 1 tahun terakhir untuk pekerja lepas atau sejenisnya.
Cukup mudah bukan?
Bagi pegawai, pemberian THR menjadi rejeki yang dinantikan setiap tahunnya. Tambahan 1 kali gaji atau sesuai dengan perhitungan akan sangat berarti untuk digunakan dalam berbagai keperluan terkait dengan perayaan hari raya atau liburan.
Tapi bagaimana jika dilihat dari sisi perusahaan?
Dari sisi perusahaan sendiri, THR menjadi salah satu kewajiban yang idealnya diberikan secara penuh. Otomatis dalam sistem perhitungan keuangan THR memiliki golongan yang sama dengan gaji pegawai, yakni biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
Ini kenapa perusahaan perlu menyusun langkah yang tepat dalam pengelolaan keuangan, sehingga karyawan dapat menerima haknya secara penuh, tanpa mengorbankan stabilitas keuangan perusahaan.
Beberapa tips bisa dibagikan untuk menyikapi hal ini.
Upayakan agar bisnis punya anggaran khusus untuk pembayaran THR pegawai yang sudah disiapkan sejak jauh-jauh hari. Dengan adanya anggaran khusus yang telah disiapkan ini perusahaan tidak perlu menghadapi ‘pengeluaran mendadak’ ketika waktu pembagian THR telah tiba. Otomatis kondisi keuangan perusahaan akan relatif stabil.
Pemanfaatan sistem pengelola keuangan atau software akuntansi bisa jadi salah satu solusi yang digunakan untuk dapat menghitung dan membagikan THR dengan cermat. Setidaknya dengan penggunaan sistem ini, perhitungan yang dilakukan tidak mengalami kesalahan sehingga apa yang dialokasikan perusahaan sesuai dengan apa yang menjadi hak pegawai yang kamu punya.
Baca juga: 8 Cara Atur Cash Flow Bisnis, Jangan Sampai Negatif!
Akan lebih baik jika kamu melakukan koordinasi dengan tim keuangan dalam proses perhitungan THR dan penyalurannya. Dengan begini kamu akan memiliki perspektif lebih luas tentang perubahan yang terjadi pada kondisi keuangan perusahaan, dan dapat menyikapinya dengan langkah tepat untuk menjaganya agar tetap stabil.
Secara berkala, melakukan evaluasi dan analisis pengeluaran perusahaan wajib dilakukan. Hal ini penting agar perusahaan tidak mengalami pemborosan pada pos-pos yang sebenarnya tidak esensial dan tidak signifikan untuk aktivitas bisnis yang dilakukan. Efisiensi seperti ini bisa membantumu mendapatkan ruang yang diperlukan untuk mengelola keuangan perusahaan dengan baik.
Sebagai langkah tambahan, kamu juga bisa mulai melirik penggunaan Asuransi Bisnis yang tepat guna untuk menjaga kestabilan keuangan yang kamu punya pada perusahaanmu. Asuransi seperti ini bisa memberikan banyak manfaat bagi perusahaan ketika menghadapi kondisi sulit, sehingga gangguan yang muncul baik dari segi finansial dan operasional bisa diatasi dengan lebih cepat, dan perusahaan dapat pulih dalam tempo yang singkat pula.
Pembayaran THR praktis akan membawa dampak pada keuangan perusahaan secara langsung. Maka dari itu, perencanaan dan pengelolaan yang akurat perlu kamu lakukan, sehingga pemberian hak pegawai ini tidak justru menjadi pos yang menggoyahkan bisnis dari sisi finansial.
Dilihat dari sisi keuangan, THR akan menjadi kewajiban dalam laporan keuangan perusahaan. Selain itu pembayaran THR juga akan masuk dalam biaya operasional yang tercatat di laporan laba rugi, sehingga perhitungannya, sekali lagi, wajib dilakukan dengan benar dan akurat.
Tanpa perencanaan yang matang, pemberian THR bisa menjadi pukulan bagi keuangan perusahaan, yang pada akhirnya justru mengancam nasib pegawai yang kamu punya dan perusahaan yang kamu kelola secara langsung.
Baca juga: Wajib Tahu! 4 Cara Mencegah Penggelapan dalam Bisnis
Memahami perhitungan THR dengan cermat menjadi hal mendasar untuk pengusaha yang ada di Indonesia. Sebagai salah satu variabel kewajiban dari perusahaan, THR menjadi biaya yang tidak bisa dikesampingkan dari urusan keuangan bisnis.
Selain persiapan yang matang, ada baiknya kamu mulai melihat manfaat dari Asuransi Bisnis, seperti yang ditawarkan oleh PT AXA Insurance Indonesia. Asuransi SmartBusiness yang ditawarkan dapat memberikan perlindungan pada ketidaknyamanan karena penghentian atau penutupan tempat usaha, jaminan atas kematian atau cacat tetap karena pekerjaan, dan sakit berkepanjangan yang dihadapi karyawan.
Meski memang tidak secara langsung berkaitan dengan THR, namun asuransi seperti ini dapat memberikan dukungan dan ‘jaring pengaman’ pada perusahaan dalam menghadapi kondisi yang tidak diinginkan.
Semoga artikel tentang perhitungan THR ini dapat memberikan insight yang berguna, dan pastikan bisnismu selalu terlindung dengan Asuransi SmartBusiness dari PT AXA Insurance Indonesia.
Referensi: