7 Tips Menjaga Keamanan Data Pelanggan dan Perusahaan

Isu mengenai keamanan data sebenarnya cukup lama menjadi perbincangan. Namun demikian isu ini seperti kembali mengemuka setelah kejadian peretasan PDNS (Pusat Data Nasional Sementara) oleh hacker. Perhatian publik kemudian benar-benar tersita pada topik ini, karena jika Pusat Data Nasional Sementara yang dikelola oleh pemerintah dapat dibobol hacker, bagaimana nasib data yang mereka miliki?

Menjadi semakin menarik ketika isu keamanan data juga kemudian bersinggungan dengan data milik pelanggan, yang telah dipercayakan atau telah dikumpulkan oleh perusahaan guna dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis secara spesifik.

Apakah perusahaan yang kamu kelola sudah memikirkan hal ini? Atau justru semua juga bermula saat peretasan PDNS terjadi, dan kamu baru mulai memikirkannya saat ini?

Baca Juga: 7 Langkah Mencegah Kasus Pencurian di Tempat Bisnismu

Dunia Modern, Pengelolaan Data Semakin Krusial

Wajib kamu sadari bahwa di era yang serba modern seperti sekarang ini, pengelolaan data yang ideal harus dilakukan dengan baik. Tidak hanya pemanfaatannya untuk urusan pemasaran, penjualan, dan pengembangan produk, tapi juga ancaman penyalahgunaan oleh pihak lain seperti hacker yang bisa merugikan pelanggan bisnismu.

Tentu dalam kondisi yang ideal, perlindungan dan keamanan data sudah menjadi prosedur standar setiap perusahaan modern yang ada saat ini, yang secara praktis mengumpulkan data pelanggan, mengolahnya, dan mendapatkan manfaat dari data-data ini dalam koridor legal secara hukum.

Tapi pada kenyataannya ada saja perusahaan atau bisnis yang masih mengesampingkan hal ini, dan harus berhadapan dengan risiko besar kerugian yang nilainya fantastis karena kejadian peretasan, pembobolan, atau pembajakan pada data-data penting milik pelanggan dan perusahaan.

Tips Menjaga Keamanan Data Pelanggan dalam Bisnis

Cukup banyak langkah yang sebenarnya bisa dilakukan perusahaan, dan kamu sebagai pemiliknya, untuk menjaga keamanan data pelanggan di dalam sebuah bisnis. Cara-cara ini akan banyak berkenaan dengan kinerja tim IT, namun beberapa juga berkaitan dengan pola aktivitas di dalam bisnis yang lebih disiplin.

1. Pastikan Infrastruktur IT yang Solid

Langkah paling awal yang bisa kamu lakukan adalah membangun infrastruktur IT yang solid dan kokoh, sehingga menjadi dasar yang kuat atas aktivitas digital yang dilakukan perusahaan setiap saat. Infrastuktur IT yang solid ini artinya setiap perangkat teknologi yang dimiliki perusahaan sudah dilengkapi dengan perlindungan berkualitas pada serangan cyber yang mungkin terjadi.

Bersamaan dengan itu, memperkuat tim IT dengan teknologi dan fasilitas yang mendukung jadi hal yang wajib dilakukan. Kombinasi solidnya perangkat lunak, perangkat keras, dan humanware berstandar tinggi akan memberikan perlindungan optimal pada data pelanggan yang kamu punya.

2. Backup Data Otomatis

Setelah memiliki infrastruktur IT yang solid, lakukan juga prosedur backup data secara rutin dan terjadwal. Prosedur ini membantu menyimpan data-data penting ke ‘lokasi’ berbeda, sebagai langkah untuk melindungi data pelanggan dari risiko kehilangan, kerusakan, pencurian, dan penyalahgunaan.

Dalam konteks terjadi cyber attack dan data utama hilang dari database, Anda masih memiliki cadangan data yang tidak terlalu berbeda dengan data-data aktual. Proses bisnis tetap dapat dijalankan bersamaan dengan upaya recovery data yang diperlukan.

Sebagai catatan, serangan pada PDNS membuka fakta bahwa data yang di-backup di penyimpanan tersebut jumlahnya sangat sedikit, dan menyebabkan kerugian permanen untuk banyak pihak.

3. Pembatasan Akses pada Database

Cara ini sebenarnya cukup banyak digunakan untuk melindungi keamanan data pelanggan dan perusahaan secara umum. Banyak perusahaan telah menggunakan pembatasan akses pada data yang mereka miliki, sehingga data hanya dapat diakses dengan identitas yang sudah diverifikasi, atau perangkat yang ‘dikenali’ oleh sistem keamanan perusahaan.

Artinya akses yang berasal dari perangkat baru tidak akan  langsung diijinkan, meski memiliki identitas pegawai yang berwenang. Selain itu, ada pula yang menerapkan kebijakan bahwa data yang dimiliki perusahaan hanya akan dapat diakses dengan jaringan internet di area bisnis perusahaan saja. Aksesnya akan otomatis ditutup ketika dilakukan dari luar lingkungan bisnis.

Baca Juga: Lebih Dalam tentang 3 Jenis Biaya Overhead, Penting untuk Bisnismu!

4. Kewaspadaan Tim internal

Kewaspadaan tim internal akan berperan besar dalam urusan menjaga keamanan data pelanggan. Pasalnya tim internal menjadi garda terdepan untuk mendeteksi adanya ancaman, sehingga dapat disikapi dengan cepat dan tepat sebelum menimbulkan masalah.

Tentu kewaspadaan ini wajib didukung dengan perangkat lunak yang diperlukan, seperti berbagai macam anti virus dan software lain yang dapat mendeteksi adanya ancaman serangan siber. Tanamkan juga pemahaman umum pada hal-hal yang berpotensi menjadi cara serangan dilakukan pada setiap staf, khususnya yang menggunakan perangkat elektronik dan terhubung ke internet secara aktif.

Kontribusi dari semua elemen perusahaan akan membantu deteksi cepat pada ancaman yang muncul, jadi kamu bisa meminimalisir dampaknya pada perusahaan dan data pelanggan.

5. Kerjasama dengan Vendor Terpercaya

Untuk menunjang perlindungan pada data dan sistem dari perusahaan, kerja sama dengan vendor yang menyediakan jasa di bidang ini menjadi hal umum. Namun demikian vendor yang dipilih juga tidak boleh sembarangan, karena wajib memenuhi kriteria yang kamu tetapkan untuk perusahaan.

Paling tidak gunakan vendor dengan reputasi yang baik, layanan yang prima, dan jika memungkinkan direkomendasikan oleh partner bisnis kepercayaanmu. Dengan begini opsinya akan semakin mengerucut pada vendor-vendor berkualitas.

Persiapkan budget yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, sebab jika kamu ingin perlindungan optimal maka effort yang diberikan juga harus maksimal.

6. Siapkan Langkah Darurat

Pada skenario paling tidak diinginkan ketika sistem keamanan berhasil diretas atau disusupi, pastikan kamu punya langkah darurat yang disiapkan sebelumnya dengan tujuan yang jelas. Tujuan yang dimaksud bisa berupa langkah ekstrim menghapus ancaman, memutus kontak dengan server, atau bahkan melakukan langkah lain untuk menyelamatkan data yang masih dapat diselamatkan dan belum terjamah oleh hacker.

Cara ini memang ekstrim karena mempertimbangkan dampak lebih buruk yang mungkin terjadi jika langkah ini tidak dilakukan. Selalu ingat untuk merencanakan semuanya dengan baik, dan persiapkan perusahaan untuk kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.

7. Lakukan Audit secara Rutin

Untuk sistem perlindungan dan keamanan yang digunakan pada perusahaan, lakukan audit secara rutin untuk terus memantau kapabilitas yang dimiliki. Audit dapat dilakukan secara berkala untuk melihat ancaman yang berhasil dideteksi, langkah yang dilakukan, dan pembaruan sistem yang dapat dilakukan.

Audit pada sistem keamanan siber perusahaan membantumu agar tetap waspada pada setiap kemungkinan yang ada, sehingga tidak lengah dalam menghadapi ancaman yang juga terus berkembang jenisnya.

Waspadai Jenis Ancaman pada Keamanan Data Pelanggan

Ancaman paling umum yang dikenal secara luas disebut dengan hacker. Hacker sendiri dapat dimaknai sebagai seorang, atau suatu pihak, yang memiliki keahlian di bidang komputer jaringan untuk mengatasi masalah teknis. Namun makna ini kemudian bergeser menjadi negatif, yang banyak diartikan sebagai pihak yang memiliki keterampilan teknis untuk meretas sistem keamanan sebuah entitas digital, dan melakukan eksploitasi pada data-data penting didalamnya.

Jika hacker adalah pihak yang melakukan peretasan, kamu juga wajib tahu bahwa ada banyak jenis ancaman yang eksis saat ini. Ancaman ini dapat menyasar data pelanggan yang kamu kelola, atau lebih parah, sistem perusahaan yang kamu miliki.

Beberapa jenis ancaman siber yang harus diwaspadai antara lain adalah sebagai berikut:

  • Ransomware, adalah jenis malware atau perangkat lunak jahat yang melakukan enkripsi pada data yang kamu miliki. Data kemudian dikunci, dan tidak bisa lagi diakses. Disebut ransomware karena pelakunya akan meminta tebusan untuk membuka data ini
  • Malware, merupakan software berbahaya yang memiliki banyak bentuk. Mulai dari virus, worm, trojan, dan lainnya. Entitas ini bisa merusak atau mengubah data pada komputer tanpa izin dari pemilik perangkat
  • Phishing, yakni email atau pesan yang sengaja dikirimkan oleh oknum penjahat yang seolah-olah berperan sebagai pihak resmi suatu layanan. Tujuannya untuk meminta akses ke dalam sistem, dengan mengelabui korbannya
  • Spoofing, ancaman ini terjadi ketika seseorang menyamar sebagai orang lain dengan tujuan mendapatkan kepercayaan dan akses pada sistem yang dimiliki perusahaan
  • Social engineering, adalah istilah untuk aktivitas yang dilakukan suatu pihak untuk memanipulasi kepercayaan pihak lain. Prosesnya dilakukan dengan interaksi antar user, untuk mendapatkan informasi sensitif
  • Pencurian data, setelah oknum berhasil memperoleh akses atau celah pada sistem perusahaan, pencurian data menjadi ancaman paling nyata yang akan dihadapi. Seperti namanya, oknum akan mencuri data-data penting terkait perusahaan, baik data internal atau data pelanggan, untuk dimanfaatkan guna kepentingannya sendiri
  • Man in the middle, ancaman siber berikutnya dilakukan dengan menyusup di antara komunikasi dua pihak. Juga bisa disebut dengan penyadapan, tapi sejatinya yang dilakukan juga bisa sampai pada upaya mengganggu jalur komunikasi, manipulasi pesan, hingga mencuri data-data yang ditransmisikan

Baca Juga: Syarat Pendirian PT, Cermati Syarat Lengkapnya Disini!

Pemahaman lebih jauh pada keamanan data akan memberikan pertimbangan yang lebih matang pada upaya perlindungannya. Terlebih di era digital seperti sekarang ini, ketika hampir semua hal terkoneksi dengan internet dan terintegrasi pada sistem menyeluruh, ancaman pada peretasan seperti yang ramai dibicarakan beberapa waktu lalu menjadi semakin relevan untuk diperhatikan dan disikapi dengan bijak.

Senada dengan upaya perlindungan dan optimasi usaha keamanan data pelanggan, kamu juga sebaiknya memikirkan langkah mitigasi yang tepat pada risiko yang mungkin terjadi. Memiliki asuransi bisnis yang handal jadi salah satu langkah tepat, seperti produk AXA Insurance Indonesia untuk bisnis yakni Asuransi SmartBusiness.

Asuransi ini akan membantu memberikan manfaat pada bisnis atas ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh terjadinya satu atau lebih dari sebab yang dituliskan pada  polis asuransi Anda, sehingga kamu bisa mendapatkan perlindungan dan jaminan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada bisnis. Lengkap, praktis, dan dapat diandalkan, segera cermati informasi lebih lanjut pada tautan terkait dan maksimalkan perlindungan pada data pelangganmu!

Referensi:

  • https://midtrans.com/id/blog/4-cara-untuk-menjamin-keamanan-data-pelanggan-anda
  • https://verihubs.com/blog/perlindungan-data-pribadi
  • https://rizvisual.com/keamanan-data/
  • https://www.jalin.co.id/id-id/berita/blog/simak-cara-melindungi-keamanan-data-pribadi-dari-risiko-tindak-kejahatan
  • https://www.kominfo.go.id/content/detail/28946/tips-dari-kominfo-untuk-melindungi-data-pribadi-di-internet/0/sorotan_media
  • https://integrasolusi.com/blog/tips-ini-langkah-langkah-agar-keamanan-data-perusahaan-tetap-aman-terjamin/
  • https://graduate.binus.ac.id/2024/02/07/7-jenis-ancaman-cybersecurity-terhadap-keamanan-data/
  • https://www.imperva.com/learn/data-security/data-security/
  • https://www.hukumonline.com/berita/a/saatnya-industri-antisipasi-ancaman-keamanan-pelindungan-data-pribadi-lt6492b6f10f0de/
  • https://www.liputan6.com/hot/read/4682149/apa-itu-hacker-pahami-pengertian-macam-macam-dan-tugasnya?page=2